Ceksurvey.com – Sepak bola wanita Indonesia menunjukkan kemajuan berarti di tengah keterbatasan infrastruktur dan minimnya kompetisi. Dalam pembaruan terbaru peringkat FIFA, timnas putri Indonesia berhasil melonjak 12 posisi dalam kurun satu tahun terakhir, menempati urutan ke-95 dunia dan menduduki peringkat kelima di kawasan ASEAN.
Peningkatan ini bukan hanya menjadi kebanggaan, tetapi juga mencerminkan semangat para pemain yang terus berkembang walau belum sepenuhnya ditopang oleh ekosistem liga yang profesional dan berkelanjutan.
PSSI mencatat progres ini sebagai hasil kerja keras pelatih, pemain, dan semua pihak yang tetap menjaga asa sepak bola wanita di Indonesia tetap hidup.
Timnas putri Indonesia, yang dikenal dengan julukan Garuda Pertiwi, selama ini menghadapi sejumlah tantangan struktural, salah satunya adalah belum terbentuknya kompetisi liga wanita secara konsisten.
Meski begitu, semangat pemain di berbagai kelompok usia dan dedikasi pelatih tetap mendorong tim tampil maksimal di ajang-ajang internasional.
Melihat klasemen di kawasan ASEAN, tim-tim kuat seperti Filipina, Vietnam, dan Thailand masih mendominasi ranking FIFA wanita.
Filipina menempati posisi teratas kawasan setelah tampil di Piala Dunia Wanita FIFA 2023, disusul Vietnam yang juga menunjukkan tren positif dengan pembinaan jangka panjang dan sistem liga domestik yang berjalan lebih stabil.
Di sisi lain, Indonesia mulai mengejar ketertinggalan dengan memaksimalkan agenda internasional dan pemusatan latihan. Kehadiran pelatih-pelatih berpengalaman serta pembinaan usia dini turut mendorong peningkatan performa tim nasional.
Namun, tak bisa dimungkiri bahwa absennya liga putri yang profesional dan rutin menjadi salah satu penghambat pertumbuhan yang ideal. Tanpa wadah kompetitif yang berkelanjutan, pengembangan kualitas pemain menjadi lebih lambat dan terputus.
Meski demikian, PSSI mengisyaratkan rencana untuk membentuk kembali kompetisi liga wanita sebagai bagian dari strategi jangka panjang menuju peningkatan prestasi di level Asia Tenggara dan Asia. Dengan kompetisi yang terstruktur, peluang untuk memperkuat timnas putri secara menyeluruh akan jauh lebih terbuka.
Pergerakan signifikan dalam ranking FIFA menjadi sinyal kuat bahwa ada potensi besar yang harus segera direspons dengan langkah nyata. Peningkatan posisi Indonesia juga menunjukkan bahwa negara ini memiliki talenta yang mampu bersaing di tingkat kawasan, bahkan dunia, jika dibarengi dengan dukungan sistem yang memadai.
Kebangkitan timnas putri Indonesia di level ASEAN dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan sepak bola wanita di tanah air. Selanjutnya, kolaborasi antara federasi, klub, sponsor, dan pemangku kepentingan lainnya sangat dibutuhkan untuk membentuk ekosistem yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan.
Dengan dorongan yang tepat, bukan mustahil Indonesia bisa menyalip negara-negara tetangga dan tampil di ajang besar seperti Piala Asia atau bahkan Piala Dunia Wanita. Saatnya momentum ini dijaga dan diperkuat agar sepak bola wanita Indonesia terus melaju.
