Ceksurvey.com – Bimantoro Wiyono, S.H., Anggota Komisi III DPR RI (membidangi Hukum, HAM, dan Keamanan) dari Partai Gerindra, memberikan apresiasi mendalam terhadap berbagai terobosan Korlantas Polri dalam meningkatkan keselamatan berkendara dan kualitas pelayanan publik.
Dalam rapat kerja bersama Korlantas, ia menyoroti pentingnya penguatan paradigma berkendara berbasis kesadaran, bukan semata penegakan hukum.
Salah satu hal yang mendapat perhatian khusus dari Bimantoro adalah program Indonesia Safety Driving Center (ISDC). Ia menilai inisiatif tersebut sebagai langkah maju dalam meningkatkan budaya tertib lalu lintas. “Saya sangat mengapresiasi Pak Agus, bahwa ini salah satu terobosan menurut saya,” ujarnya.
Bimantoro membandingkan sistem pembinaan pengemudi di Indonesia dengan negara maju seperti Jepang. Ia mengatakan, “Di negara maju ini sebelum dia dinyatakan mampu untuk bisa berkendara di tengah ruang publik, mereka harus mempunyai kesadaran dulu.”
Ia menekankan bahwa kesadaran ini mencakup pemahaman regulasi serta kemampuan mengukur kecakapan berkendara. Bahkan, ia menambahkan bahwa di Jepang terdapat “refreshment dalam pengetahuan regulasi setiap 6 bulan sekali.”
Menurutnya, ISDC dapat menjadi langkah strategis untuk menumbuhkan pola pikir baru dalam berlalu lintas. “Tanpa harus kita lakukan penegakan hukum, tapi kita berlakukan dulu kesadaran terhadap masyarakat, kita rubah mindset-nya,” tegasnya.
Program ini, lanjutnya, perlu diterapkan secara nasional dan didukung pembiayaan yang memadai. “Kami akan kawal… mudah-mudahan program ini bisa didukung juga oleh anggaran,” ujarnya.
Bimantoro juga menilai beban kerja Kakorlantas Irjen Pol Drs. Agus Suryonugroho, S.H., M.Hum. sangat besar, sehingga perlu peningkatan jenjang struktural.
“Saya berharap Kakorlantas ke depan bisa segera juga menyusul menjadi bintang tiga,” tuturnya, seraya membandingkan dengan Dankorbrimob yang sudah lebih dulu naik menjadi bintang tiga.
Dalam kesempatan tersebut ia memberikan apresiasi terhadap pendekatan humanis Polantas dalam penegakan aturan.
“Saya sangat jarang sekali melihat kawan-kawan di bawah ini melakukan penindakan,” ucapnya.
Menurutnya, pendekatan dialogis dan edukatif sangat efektif membentuk kesadaran publik. Ia mencontohkan sebuah video viral petugas yang menegur pelanggar dengan cara yang komunikatif. “Bahasanya pun bahasa masyarakat juga yang disampaikan, tanpa dilakukannya penindakan tilang.”
Bimantoro mendorong agar praktik baik tersebut lebih sering dipublikasikan. “Harus lebih digencarkan lagi sehingga mematahkan opini-opini yang tidak baik terhadap Polantas,” katanya.
Di akhir penyampaiannya, ia memberi penghargaan kepada seluruh Polisi Lalu Lintas yang bertugas dalam Operasi Ketupat. “Saya sangat mengapresiasi… mereka korbankan untuk bertemu dengan keluarganya untuk melayani masyarakat,” ujarnya.
Ia berharap Korlantas terus menghadirkan terobosan demi kemajuan lalu lintas Indonesia. “Saya rasa ke depan di bawah kepemimpinan Pak Agus mudah-mudahan terus adanya terobosan,” pungkasnya.
