CekSurvey.com – Lembaga survei Poltracking Indonesia merilis hasil survei terbaru terkait pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Tengah 2024.
Berdasarkan survei tersebut, pasangan Ahmad Luthfi dan Taj Yasin berhasil meraih elektabilitas tertinggi, mengungguli pasangan Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi, yang akrab disapa Hendi.
Hasil survei ini menjadi gambaran awal peta kekuatan politik di Jawa Tengah menjelang pilkada yang akan digelar beberapa bulan lagi.
Survei yang dilakukan melalui tatap muka ini melibatkan 1.200 responden di seluruh wilayah Jawa Tengah. Survei berlangsung pada 8 hingga 17 September 2024, dengan hasil yang menunjukkan pasangan Luthfi-Yasin mendapatkan elektabilitas sebesar 52,2 persen.
Sementara itu, pasangan Andika-Hendi berada di posisi kedua dengan perolehan 31,4 persen. Data ini menunjukkan selisih yang cukup signifikan antara kedua pasangan calon.
Penentuan responden survei dilakukan dengan metode multistage sampling, yang memiliki margin of error sekitar 2,9 persen.
Dengan metode tersebut, hasil survei dianggap representatif dan dapat menjadi tolok ukur awal dalam memprediksi hasil pemilihan gubernur mendatang.
Namun, dinamika politik yang masih bergerak membuat hasil ini belum sepenuhnya pasti, terutama dengan waktu pemilihan yang masih beberapa bulan lagi.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda, mengungkapkan bahwa meski selisih elektabilitas kedua pasangan cukup besar, terdapat 19,1 persen pemilih yang belum menentukan pilihannya.
“Pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin memperoleh elektabilitas sebesar 52,2 persen, sementara Andika Perkasa-Hendrar Prihadi meraih 31,4 persen. Namun, ada 19,1 persen pemilih yang belum menentukan pilihan,” ujarnya dalam acara bedah survei yang ditayangkan melalui akun YouTube Poltracking TV pada Selasa, 24 September 2024.
Hanta juga menambahkan bahwa meskipun selisih elektabilitas terlihat besar, masih ada peluang perubahan seiring waktu.
Menurutnya, dengan sisa waktu dua bulan sebelum hari pemilihan, dinamika politik masih mungkin berubah.
“Memang saat ini jaraknya cukup jauh, tetapi karena Pilkada masih dua bulan lagi, pergerakan elektabilitas sangat mungkin terjadi. Apalagi, 19,1 persen responden yang belum menentukan pilihan dapat mengubah hasil akhir,” jelasnya.
Lebih lanjut, Hanta juga menekankan bahwa masa kampanye yang akan datang dapat mempengaruhi hasil survei.
Menurutnya, program kampanye dan penampilan para kandidat selama debat terbuka yang diadakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) bisa menjadi faktor penentu elektabilitas.
“Jika Pilkada hanya tinggal satu minggu lagi, kita mungkin sudah bisa memprediksi pemenangnya. Namun, dengan sisa waktu dua bulan, berbagai variabel masih bisa mempengaruhi hasil, termasuk efektivitas kampanye dan debat terbuka,” tambahnya.
Debat terbuka serta strategi sosialisasi dari masing-masing kandidat akan menjadi penentu kunci dalam meraih simpati pemilih yang belum menentukan pilihan.
Faktor ini dapat menjadi titik krusial dalam menentukan siapa yang akhirnya akan keluar sebagai pemenang dalam Pilgub Jawa Tengah 2024.
Seiring dengan mendekatnya waktu pemilihan, perhatian publik terhadap program-program yang ditawarkan oleh masing-masing calon juga diperkirakan akan semakin meningkat.
Masa kampanye yang masih berlangsung akan menjadi periode penting bagi kedua pasangan calon untuk memperkuat dukungan.
Kinerja mereka dalam menyampaikan visi dan misi di hadapan publik akan diuji, terutama ketika mereka tampil dalam debat yang disiarkan secara luas.
Pertarungan elektabilitas ini masih terbuka lebar, terutama dengan masih adanya sejumlah besar pemilih yang belum menentukan sikapnya.
Baca Juga: Elektabilitas Tertinggi, Andika Perkasa Dominasi Pilkada Jateng 2024
