CekSurvey.com – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy memainkan peran kunci dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (PHPU) di Mahkamah Konstitusi, yang berlangsung pada Jumat (5/4/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Muhadjir secara rinci menjelaskan langkah-langkah yang diambil pemerintah untuk mengatasi masalah kemiskinan yang masih menjadi tantangan serius di Indonesia.
Salah satu langkah utama yang ditekankan oleh Muhadjir adalah pemberian bantuan langsung kepada masyarakat untuk menjaga daya beli, terutama di kalangan masyarakat miskin.
Ini dilakukan karena capaian penurunan jumlah orang miskin di Indonesia belum mencapai target yang ditetapkan.
Muhadjir menjelaskan bahwa menjaga daya beli kelompok masyarakat miskin, terutama terkait dengan komoditas pangan, adalah suatu keharusan. Untuk mendukung hal ini, pemerintah telah meluncurkan berbagai program bantuan sosial dan bantuan pangan cadangan.
“Oleh karena itu, untuk menjaga daya beli kelompok masyarakat miskin terutama komoditas pangan menjadi sangat penting begitu juga dengan memberikan bantuan pangan langsung melalui program-program bansos dan bantuan pangan cadangan pemerintah,” katanya dikutip dari YouTube Mahkamah Konstitusi RI, Jumat (05/04).
Menurut Muhadjir, hasil survei terbaru yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2023 menunjukkan angka kemiskinan sebesar 9,36%, masih di atas target yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2024, yaitu sebesar 6,5%-7,5%.
Untuk mencapai target ini, mantan Mendikbud ini menekankan perlunya pendekatan kebijakan khusus melalui berbagai program di kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah.
Selain itu, ia juga membahas angka kemiskinan ekstrem, yang pada Maret 2023 mencapai 1,12%, masih di atas target pemerintah untuk mencapai 0% pada tahun 2024.
“Berdasarkan Inpres Nomor 4 Tahun 2022 dapat terwujud pada 2024 dan mudah-mudahan target tersebut dapat tercapai mengingat program penghapusan kemiskinan ekstrem sudah mencapai 1,12% pada Maret 2023,” papar Muhadjir.
Dia menggarisbawahi perlunya fokus pada program penghapusan kemiskinan ekstrem untuk mencapai target tersebut.
Dalam menjelaskan perhitungan angka kemiskinan, Muhadjir menggunakan pendekatan pengeluaran masyarakat. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa tiga per empat faktor pembentukan kemiskinan di Indonesia berkaitan dengan komoditas pangan.
Data dari BPS juga menunjukkan bahwa rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,71 orang, dengan besaran garis kemiskinan per rumah tangga mencapai 2.592.657 rumah tangga miskin per bulan.
Dengan demikian, upaya pemerintah untuk mengurangi kemiskinan membutuhkan langkah-langkah yang lebih terarah, terutama dalam menjaga daya beli masyarakat miskin dan mengatasi masalah ketersediaan pangan. Langkah-langkah ini menjadi kunci dalam mencapai target-target pembangunan yang telah ditetapkan.
Baca Juga: Update Real Count 7 Caleg Artis Dapil Jawa Barat, Siapa yang Tertinggi?