Ceksurvey.com, Jakarta – Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis laporan Survei Penetrasi dan Perilaku Internet 2023. Sebanyak 8.510 responden terlibat dalam survei yang dilakukan pada 10-27 Januari 2023 itu dengan metode wawancara serta kuisioner. Teknik sampling multi-stage random sampling juga digunakan untuk survei tersebut.
Maraknya penipuan online terungkap dari tren keamanan siber di Indonesia pada pemaparan hasil survei tersebut. Hasil survei tersebut menunjukkan sebanyak 10,30% responden pernah mengalami penipuan online, kemudian 9,28% responden mengalami perangkat yang kena virus, serta 7,96% responden pernah menjadi korban pencurian data pribadi, phishing, maupun hacking.
Sayangnya, hal tersebut tidak menjadi alasan bagi responden untuk rajin mengganti password mereka. Sebab, survei menunjukkan 66,82% responden malah belum pernah mengganti password mereka.
Baca Juga : Yuk! Simak Ragam dan Manfaat Survei Sebagai Metode Penelitian Penting
Sementara yang rajin menganti password mereka setidaknya satu kali dalam sebulan, hanya ada 5,97% responden.
Alasan dari orang Indonesia yang tidak mengganti password yaitu dengan alasan akan lupa (32,71%), tidak ada niat mengubahnya (31,04%), tidak penting mengubah password (18,68%), dan tidak tahu (17,57%).
Di sisi lain, sebanyak 74,59% masyarakat mengaku tidak mengetahui atau merasa tidak pernah mengalami kasus peretasan siber. Kemudian dari transaksi internet, sebanyak 95,17% mengaku tidak pernah mengalami kerugian transaksi internet sementara 4,83% mengaku pernah mengalami kerugian.
Meski begitu, 54,43 persen responden menilai penting dan 42,95 persen menilai sangat penting terhadap perlindungan data pribadi di internet. Sebanyak 64,94 persen setuju memasukkan data pribadi tapi hanya untuk layanan tertentu saja.
Baca Juga : 70% UMKM Lokal di Indonesia Kesulitan Memasarkan Produk
Dapatkan informasi terupdate berita polpuler harian dari ceksurvey.com Untuk kerjasama lainya bisa kontak email atau sosial media kami lainnya.